Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

10 Fotografer Terkenal Di Indonesia

  • Sunday, January 31, 2016
  • ristiyono wae

  • Berikut ini adalah 10 fotografer terkenal di Indonesia:



    1. Andreas Darwis Triadi


    Sejak tahun 1979 Darwis Triadi mulai mengembangkan minat fotografinya dan untuk menambah kemampuan artistiknya, Darwis Triadi juga mempelajari ilmu desain. Sebagai fotografer seniot kemampuannya tidak diragukan lagi.
    Dengan berbagai prestasi yang diraihnya, dia telah mendapatkan kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang bertaraf internasional pada tahun 1990an. Berbagai prestasi tersebut telah mengantarkannya sebagai 10 fotografer terkenal di Indonesia.
    Saat ini Darwis Triadi sering membagikan ilmunya dengan berbagai seminar maupun workshop, selain itu dia juga mendirikan lembaga fotografi di Jakarta Selatan.

    2. Jimmy Iskandar

                                                                      
    Nama Jimmy Iskandar sebagai fotografer profesional Indonesia tentu sudah tidak asing bagi kita. Sosok dibalik foto kanvas di Indonesia yang telah melewati tiga zaman dalam bidang fotografi, yaitu era foto hitam putih, era foto berwarna dan era foto digital.

    Dalam karir fotografinya dia meraih puncak prestasinya dalam bidang fotografi sebagai fotografer profesional Indonesia. Prestasi yang membanggakan diraihnya ketika dirinya dipercaya untuk memotret lima presiden Indonesia, mulai dar HM. Soeharto, BJ.Habibie, Gusdur, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono, dan pejabat-pejabat negara lainnya yang tak luput dari tangan dinginnya sebagai fotografer profesional.
    Prestasi lain yang dicapainya adalah terpilihnya Jimmy Iskandar sebagai official fotografer di KTT Non Blok 10 di Jakarta dengan mengabadikan foto 108 kepala negara serta di Konferensi Asia Afrika yang dihadiri oleh 110 kepala negara di Jakarta dan Bandung. Sebuah prestasi yang membanggakan di usianya yang terbilang tidak muda lagi, namun dedikasinya di bidang fotografi tidak diragukan lagi. Hal itu tak ayal menjadikannya salah satu dari 10 fotografer terkenal di Indonesia.

    3. Stanley Allan


    Stanley Allan merupakan fotografer wedding ternama di Jakarta dan telah berkarir sebagai fashion fotografer sejak tahun 1997 setelah lulus dari Leselle Collage Jakarta. Namun minatnya lebih pada wedding fotografer.

    4. Marsio Juwono


    Fotografer yang satu ini termasuk fotografer populer di Indonesia dan telah menjalani profrsinya sejak tahun 2002. Saat ini Marsio menjadi pembicara di beberapa kelas fotografi.

    5. Rio Photography


    Termasuk fotografer populer dalam foto prewedding maupun wedding fotografy, foto keluarga dan foto kehamilan selebriti tanah air.

    6. Jacky Suharto


    Fotografer yang akrab disapa Jaysu ini populer sebagai fotografer prewedding di Jakarta dan mengawali karirnya sejak tahun 2000. Saat ini mantap menjadi fotografer komersial dan editorial.

    7. Rossie Hardy


    Fotografer wanita yang satu ini semakin dikenal ketika dipercaya Maroon 5 dalam penggarapan sampul albumnya yang berjudul Hands All Over, dan saat ini secara profesional mengerjakan sesi pemotretan untuk majalah Elle dan foto resmi kontes musik X Factor UK.

    8. Nicoline Patricia Malina


    Fotografer wanita yang satu ini telah lebih dulu dikenal sebagai fotografer di Belanda, dan saat kembali ke Indonesia pada tahun 2008 mulai menangani pemotretan untuk produk, seperti Ponds, Lux, Clear, Class Mild dsb. Prestasi yang diraihnya antara lain Young Photographer of the Year.

    9. Diera Bachir


    Fotografer wanita yang satu ini sangat dikenal sebagai fotografer prewedding dan menangani foto prewedding dari Olla Ramlan dan ciri khasnya adalah foto yang berkesan romantis. Diapun dipercaya memotret momen kehamilan Dian Sastro, Ayu Dewi, Shanty maupun Titi Kamal.

    10. Andra Alodita


    Dikenal sebagai fotografer fashion dan wedding di Indonesia, dan menyukai foto backstage fashion.

    Itulah beberapa informasi mengenai 10 fotografer terkenal di Indonesia, semoga bermanfaat..

    Salam Jepreeett

    Memotret Dengan Freezing

  • ristiyono wae
  • Dalam bidang fotografi memotret gerak adalah tantangan tersendiri, karena tak mudah untuk mengabadikan obyek yang bergerak. Diperlukan pengetahuan dan skill yang memadai dalam menangkap momen gerak. Pengetahuan itu di antaranya teknik-teknik bagaimana memotret gerak. Setiap gerak, sekecil apa pun adalah bagian dari kehidupan yang kita jalani. Bagi seorang fotografer, gerak merupakan salah satu fenomena alam yang menarik diabadikan sebagai objek foto. Bagi mereka yang benar-benar memahami teknik pemotretan dengan baik, gerakan kecil itu akan bertransformasi menjadi sebentuk gambar yang menakjubkan. Sayangnya, jika tak memahami teknik pemotretan, maka gerakan itu hanya akan berakhir sebagai gerakan biasa saja. Foto objek bergerak yang menawan pun akan gagal dihasilkan kamera. Padahal, bila ditekuni, teknik pemotretan memoto objek yang bergerak tersebut tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, teknik pemotretan ini membutuhkan kecermatan dan  reativitas lebih dari sang fotografer. Lampu kilat atau rana dengan kecepatan tertentu pun harus tersedia, sebelum ia berburu objek pemotretan. Tapi, sebelum anda mempelajari teknik pemotretan untuk objek yang bergerak, ada baiknya jika Anda lebih dulu mempelajari teknik pemotretan tingkat dasar,namun bukan berarti teknik pemotretan untuk objek yang sedang bergerak itu susah untuk di pelajari. Untuk memotret gerak (motion/movement) dapat menggunakan ” Teknik Freezing”.

    Pengertian dari Teknik freezing adalah teknik dasar yang bertujuan untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam. Teknik ini menggunakan kecepatan/speed lensa yang tinggi sehingga objek seolah-olah membeku, Kenapa kita harus menggunakan kecepatan rana yang tinggi karena jika kita menggunakan rana dengan speed rendah pada subjek yang bergerak akan menimbul kan blur yang memberi kesan gerak dan dipastikan efek foto yang dihasilkan menjadi tidak jelas dan kabur. Karena dasar nya tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya teknik freeze banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula. Sebelum kamu  melakukan teknik freezing, kamu harus mengetahui sudut kamera untuk mengambil gambar secara tepat , pencahayaan, latar belakang, jarak fokus, dan eksposure. dengan begitu gambar hasil tangkap objek bergerak menjadi jelas tanpa blur membayang. Berikut ini adalah setting kamera untuk memotret gerak dengan teknik freezing:

    - Setting manual: menggunakan speed tinggi (di atas 1/100 second), aperture (f) disetel menyesuaikan dengan kecepatan, dan ISO bisa dinaikkan (400 ke atas) atau tidak (tetap di angka 100-200) sesuai dengan selera.

    - Aperture priority (mode A di kamera Nikon dan Av di kameran Canon): aperture dapat disetel sesuai dengan selera untuk menghasilkan kualitas gambar yang diinginkan, adapun speed otomatis akan menyesuaikan. Flash dapat digunakan untuk membekukan obyek.
    Berikut ini adalah foto-foto gerak dengan teknik Freezing:


    Tips Dan Cara Memilih Lensa Kamera DSLR

  • ristiyono wae
  • Sebenarnya memilih lensa DSLR yang cocok atau sesuai dengan kebutuhan kita itu ya gampang-gampang susah. Lebih baik kita memahami lebih dahulu jenis-jenis lensa DSLR yang ada, Anda bisa lihat postingan Memahami Jenis Lensa DSLR, kemudian cocokkan dengan kebutuhan kita.
    Digital SLR Lenses
    Untuk memudahkan kita dalam memilih lensa Digital SLR, saya akan buat beberapa urutan :

    1. Berapa Budget Anda?

    Ini merupakan pertanyaan mendasar. Ya, tentu kita menentukan lebih dahulu budget kita sebelum hunting lensa. Banyak pilihan lensa tetapi banyak pula variasi harganya. Hanya saja jika kita mau mengabaikan point pertama ini, tentu akan lebih memudahkan lagi dalam memilih lensa. :)

    2. Sesuaikan dengan jenis kamera.

    Tentunya kita sudah tahu jenis kamera kita kan. Jika kamera yang dimiliki adalah full frame (35mm) tentunya kita juga harus memilih tipe lensa yang peruntukannya untuk kamera full frame. Lensa khusus non-full frame tidak dapat digunakan pada kamera full frame. Masing-masing merek mempunyai kode tersendiri untuk tipe lensa full frame, misalnya EF untuk Canon, FX untuk Nikon, DG untuk Sigma, dsb.
    Sedangkan jika kamera kita adalah non-full frame, yang mempunyai crop factor, kita bisa memilih lensa yang peruntukannya untuk kamera non-full frame. Walaupun begitu, kita tetap bisa menggunakan lensa full-frame untuk dipasangkan dengan bodi kamera non-full frame. Tapi ingat, hal ini tidak berlaku sebaliknya. Lensa khusus untuk bodi kamera dengan crop sensor juga mempunyai kode tersendiri, EF-S untuk Canon, DX untuk Nikon, DC untuk Sigma, DA untuk Pentax, dsb.
    Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan full frame dan non-full frame, Anda bisa melihat postingan Memahami Perbedaan Kamera Full Frame dan non-Full Frame, sedangkan kode-kode yang ada pada lensa DSLR Anda bisa melihat postingan Memahami Kode-kode Lensa Canon/Nikon DSLR.

    3. Apa kebutuhan Anda? General Purpose atau Specific Purpose?

    Jika kebutuhannya untuk foto secara umum, kita lebih baik menggunakan tipe Zoom Lens. Lensa tipe ini sangat fleksibel untuk kebutuhan pemotretan secara umum. Apalagi jika kegiatan yang dikerjakan di luar ruangan.
    Akan tetapi jika kita menggunakannya untuk kegiatan khusus, ada baiknya menggunakan Prime Lens. Misalnya foto studio atau foto makro/mikro. Selain lebih ringan, hasilnya juga lebih bagus karena memang didisain lebih spesifik.

    4. Foto jarak jauh atau jarak dekat?

    Dimana kita sering memotret? Berapa jaraknya kita dengan subyek foto? Seberapa lebar gambar yang harus kita ambil? Itu beberapa pertanyaan yang sering muncul di benak kita. Jika kita sering memotret dengan sudut lebar baik didalam maupun diluar ruangan, tentu menggunakan wide lens / lensa sudut lebar dengan focal length / panjang fokal lensa 10mm – 35mm. Jika kita lebih sering memotret secara umum lebih baik menggunakan lensa standar dengan focal length / panjang fokal lensa 24mm – 105mm.. Akan tetapi jika kita sering menggunakannya untuk keperluan foto jarak jauh, tentunya pilih jenis tele lens / lensa tele dengan focal length / panjang fokal lensa 70mm keatas.

    5. Apakah bukaan diafragma (aperture) juga menjadi pertimbangan Anda?

    Jika kita mempertimbangkan juga bukaan diafragma (f/number) pada lensa DSLR ada baiknya dipahami dahulu kegunaan dari Aperture. Anda bisa lihat pada postingan Memahami Apa Itu Aperture. Perlu bukaan lebar atau tidak maupun apa fungsinya. Bukaan diafragma pada lensa cukup berpengaruh terhadap harga lensa tersebut. Semakin besar bukaan diafragma, semakin baik tetapi mahal pula harganya. Bukaan diafragma konstan juga lebih baik juga lebih mahal dibanding bukaan diafragma variabel. Bukaan diafragma konstan ditandai dengan kode F/number, misal F/1.8 atau F/2.8. Sedangkan bukaan diafragma variabel ditandai dengan kode F/number1-number2, misal F/3.5-4.5 atau F/3.5-5.6.

    6. Tentukan pilihan lensa yang akan Anda beli.

    Jika kita sudah lakukan urut-urutan tersebut, pasti kita akan bisa menentukan jenis lensa seperti apa yang cocok dengan kebutuhan kita. Dari kumpulan target-target lensa yang menarik perhatian kita, seleksi dan eliminasi satu persatu sesuai petunjuk diatas.

    Fotografi Makro

  • ristiyono wae
  • Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop. Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. Sebagai contoh, pada film 35 mm, lensa harus dapat fokus pada area sekecil 24×36 mm, yaitu ukuran gambar pada film.
    Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun sayang, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, anda dapat menggunakan alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up. Berikut adalah cara cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.
    Cara pertama adalah dengan Filter close up.Filter close up adalah filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) yang fungsinya seperti kaca pembesar yhang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa juga sudah bisa digunakan untukfoto makro.
    Cara kedua adalah menggunakan reverse ring. Sebenarnya cara kerjanya reverse ring ini sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang funsingnya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.
    Cara ketiga adalah dengan makro extention tube. Extention tube ini berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.
    Gunakanlah Aperture Sempit
    Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, gunakanlah aperture sempit (f/8 keatas) untuk memperluas ruang tajam yang didapat.
    Cobalah untuk tidak menggunakan ISO tinggi
    Jika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang wah, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.
    Pastikan kamera tidak shake/goyang
    DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.
    Gunakan bantuan cahaya lampu flash
    Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun saya jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit – ISO rendah – speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika anda tidak memiliki external flash, anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.
    Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus
    Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.

    Teknik Pencahayaan Dalam Photography

  • Friday, January 29, 2016
  • ristiyono wae
  • Teknik Pencahayaan Dalam Fotografi Pencahayaan merupakan suatu hal yang sangat vital dalam fotografi, agar kamu dapat lebih memahami macam-macam teknik pencahayaan, yuk baca penejelasan masing-masing teknik di bawah ini.

    Pencahayaan Outdoor

     
    Daylight dan sinar matahari bukan sumber cahaya yang konstan, karena mereka berubah sesuai dengan jam dan cuaca, musim, lokasi, dan lintang. Warna sinar matahari berubah paling cepat di ujung ekstrim hari yaitu di fajar dan senja hari. Perubahan warna yang kuat juga terjadi selama badai, kabut, dan pada hari-hari musim dingin. Kualitas sinar matahari tergantung pada kekuatan dan arah. Sinar matahari langsung yang kuat menghasilkan cahaya yang “keras” karena menghasilkan gelap, bayangan yang jelas dengan image yang kuat dari bentuk. Sinar matahari adalah pencahayaan yang paling sulit pada hari-hari musim panas yang jelas pada siang hari. Sinar matahari yang kuat membuat warna yang kuat lebih cemerlang, tapi warna pucat menjadi lemah.

    Front light

    Jenis pencahayaan yang dibuat ketika sumber cahya berada di belakang fotografer disebut front light. Pencahayaan di atas bahu mungkin adalah teknik pencahayaan fotografi pertamamu. Hal ini tampaknya menjadi resep universal untuk menghasilkan fotografi yang baik. Namun kasus terhadap pencahayaan di atas bahu itu menghasilkan efek yang flat, tidak menunjukan detail maupun memberikan kesan mendalam. Oleh karena itu, untuk memberikan kesan bentuk, kedalaman, dan tekstur pada subjek, idealnya kamu harus memiliki cahaya datang dari samping atau setidaknya dari sudut.

    Side light

    Side light (pencahayaan dari samping) sangat penting dalam fotografi hitam putih yang mengandalkan warna abu-abu, bukan warna, untuk menangkap subjek. Bayangan yang disebabkan oleh pencahayaan dari samping mengungkapkan detail yang dapat membuat foto menjadi menarik  dari yang biasa-biasa saja. Hal ini berlaku untuk foto berwarna juga. Warna memberikan penampilan informasi tambahan tentang subjek yang dapat menebus kekurangan ketika foto dengan front light. Gambar dibuat dengan side light biasanya memiliki bayangan yang keras dan kontras. Untuk meringankan bayangan dan mengurangi kontras, kamu mungkin ingin menggunakan beberapa jenis reflektor atau menggunakan lampu kilat.

    Back light

    Ketika sumber cahaya berada di depan fotografer, datang langsung ke kamera, kamu memiliki apa yang disebut sebagai back light; yaitu, subjeknya backlit. Jenis pencahayaan seperti ini sangat efektif untuk foto seseorang di luar ruangan di bawah sinar matahari yang cerah. Dalam terang sinar matahari, ketika subjek diterangi dari depan maupun samping, mereka mungkin tidak nyaman dan menyipitkan mata. Back light membantu untuk menghilangkan masalah ini. Back light  juga mungkin memerlukan penggunaan reflektor atau lampu kilat untuk mencerahkan bayangan gelap dan meningkatkan detail subjek. Back light juga digunakan untuk menghasilkan efek siluet.
    Bila kamu menggunakan back light, hindari sinar matahari jatuh langsung ke lensa (kecuali untuk efek khusus). Sebuah hood lensa atau beberapa cara lain untuk shading lensa harus digunakan untuk mencegah flare lensa.

    Existing Light

    Terkadang  disebut juga cahaya yang tersedia atau fotografi cahaya natural, adalah pembuatan gambar dengan cahaya yang kebetulan berada di tempat kejadian. Ini termasuk cahaya dari meja, lantai, lampu langit-langit, lampu-lampu neon, jendela, lilin, lampu ponsel otomatis, dan jenis cahaya lainnya. Dengan existing light, fotografer memiliki kesempatan untuk membuat gambar yang kreatif dan dramatis. Existing light memungkinkan kebebasan bergerak untuk sang fotografer karena peralatan pencahayaan tambahan tidak diperlukan. Jarak subjek, bila tidak menggunakan flash, tidak mempengaruhi pada exposure/paparan. Untuk foto existing light, kameramu harus dilengkapi dengan lensa cepat setidaknya f/2.8, tetapi lebih disukai sekitar f/1.4. Shutter kamera harus memiliki pengaturan B atau T, dan untuk eksposur lebih dari sekitar 1/60 detik, kamu  membutuhkan tripod atau hal lain untuk mendukung kamera.

    Foto Outdoor pada Malam Hari


    Waktu yang baik untuk membuat foto malam outdoor berwarna adalah sebelum benar-benar gelap. Pada saat ini, beberapa biru (atau bahkan oranye) ada di langit. Warna ini dalam di senja memberikan latar belakang yang dramatis untuk fotomu. Banyak bangunan terlihat agak biasa di siang hari, tapi pada malam hari, mereka sering terlihat menarik. Coba memotret hanggar di malam hari, dengan lampu menyala dan pintu hanggar terbuka.

    6 Teknik Shutter Speed Kreatif Pada Fotografi Landscape

  • ristiyono wae

  • Ada banyak cara untuk menambah ekspresi dan mood pada hasil foto landscape, kadang cukup dengan mengubah parameter shutter speed kita bisa memperoleh variasi foto yang kaya dan lain dari foto kebanyakan. Berikut diantaranya:

    1. Shutter Speed Kreatif  Pada Foto Landscape: Air Terjun

    Air terjun slow shutter speedf/22, 2,5 detik, ISO 100, 22mm
    Cara paling dramatis memotret air terjun, atau aliran air adalah dengan menggunakan shutter speed yang super lambat. Perhatikan pada foto diatas, setting aperture pada f/22 dan ISO 100 digunakan untuk memperoleh shutter speed yang hanya 2,5 detik, sehingga air terlihat seperti kapas. Saat mendung menggelayut (yang artinya shutter speed lambat), cobalah cari air terjun atau sungai yang cukup bersih dari sampah lalu gunakan teknik ini. Lebih ideal lagi kalau anda punya filter ND dan polarisasi, tapi itu bukan syarat mutlak. Jangan lupa, untuk shutter speed serendah ini, bawa tripod.
    4634632088 67ec905b16 bf/22, 1 detik, ISO 100, 20mm

    2. Shutter Speed Kreatif Pada Foto Landscape: Jejak Lampu

    Membuat foto jejak lampu (light trail, traffic trail) pas dilakukan saat malam atau remang. Hindari jalan yang terlalu macet, karena berapapun lambatnya shutter yang  digunakan, lalu-lintas yang macet tidak bergerak tidak akan menghasilkan foto light trail yang keren. Teknik membuat foto jejak lampu, sudah dibahas belfot disini, silahkan dilongok.
    Medium 6008840604f/16, 30 detik, ISO 100, 35mm

    3. Shutter Speed Kreatif Pada Foto Landscape: Buih Laut/Aliran Air Sungai

    Kalau anda memiliki filter ND, anda bisa mencoba teknik ini saat sore hari. Cobalah memotret ombak lautan (aliran air sungau kalau laut jauh dari jangkauan) dengan menggunakan shutter speed 5 detik atau lebih lambat, dengan begitu ombak dilautan akan terlihat seperti kapas lembut atau bahkan kabut super lembut. Semakin lambat shutter speed anda, riak dan gelombang akan makin terlihat dramatis dan makin mirip seperti kabut atau bahan pualam yang mengkilap. Kalau anda punya filter ND “big stopper” yang mampu memangkas 3 sampai 10 stop cahaya, efek pualam tadi akan mudah dicapai.
    Medium 15357738678f/8, 10 detik, ISO 200, 26mm
    Medium 9517928523f/11, 10 detik, ISO 100, 55mm
    Large 8337681026f/8, 25 detik, ISO 200, 23mm

    4. Shutter Speed Kreatif Pada Foto Landscape: Membekukan Ombak

    Kebalikan dengan teknik pada nomor 3 diatas, kali ini kita mencoba menggunakan shutter speed tercepat yang kita punya. Kalau memperoleh shutter speed lambat tidak bisa (memotret disiang hari atau tak membawa filter), jangan jadikan halangan, gunakan yang cepat. Saat memperoleh shutter speed diatas 1/250 detik, kreatiflah dengannya. Hentikan dan bekukan ombak, aliran air, riak air atau gerakan air apapun dengan kecepatan tersebut. Saat menggunakan teknik ini, makin panjang rentang fokal lensa anda serta makin canggih kemampuan anda menangkap momen, makin dramatis foto anda.
    6717868175 89997dabfa zf/3.5, 1/300 detik, 75mm
    Large 15913327227f/3.5, 1/1600 detik, iso 100, 190mm

    5. Shutter Speed Kreatif Pada Foto Landscape: Foto Star Trail

    Foto star trail alias jejak bintang membutuhkan banyak prasyarat: langit yang cerah, udara bebas polusi dan kesabaran yang tinggi, namun hasilnya memang priceless. Teknik ini dilakukan dengan membuka shutter kamera dalam periode yang lama dan berulang-ulang (untuk stacking,/em> nantinya. Belfot pun telah membahas teknik foto strat trail disini kalau anda tertarik mendalami lebih detail.
    14921830910 273f28314b zf/2.8, 1200 detik x 3 stacking, ISO 100, lensa fisheye.

    6. Shutter Speed Kreatif Pada Foto Landscape: Zooming

    Teknik terakhir yang layak dicoba saat memotret landscape adalah teknik panning dan zooming pada obyek bergerak. Bagaimana melakukan teknik zooming telah ditulis disini. Dengan teknik ini, kita menggunakan kecepatan shutter sekitar 1 detik sampai dengan 5 detik, semua bergantung pada kreatifitas anda. Saat memotret landscape, teknik ini bisa dicoba pada pohon, apalagi saat anda menemukan corak dedaunan yang menarik atau bunga-bungaan yang menarik.
    15283692270 9fb5a2ebeb zf/16, 3,2 detik, ISO 200, 18mm
    Medium 69470705f/22, 1/8 detik, ISO 100, 18mm
    Nah, selamat mencoba dan having fun dengan salah satu teknik diatas saat anda berburu foto landscape.

    Tentang Photography

  • ristiyono wae


  •  Deskripsi Tentang Photography

     Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
    SEJARAH FOTOGRAFI
    Sejarah Fotografi dimulai pada abad ke-19. Tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Pada saat itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
    Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil(pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura. 
    Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, sebut saja Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
    Nama kamera obscura diciptakan oleh Johannes Kepler pada tahun 1611. Johannes Kepler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan memberi nama alat tersebut kamera obscura. Didalam tenda sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas.
    Berbagai penelitian dilakukan mulai pada awal abad ke-17 ,seorang ilmuwan berkebangsaan Italia – Angelo Sala menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak. Tapi ia gagal mempertahankan gambar secara permanen. Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang berkebangsaan Inggris bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada kamera obscura berlensa, hasilnya sangat mengecewakan. Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama juga walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui kamera obscura tanpa lensa.
    Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah gambar yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanen. Ia melanjutkan percobaannya hingga tahun 1826, inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

    Penelitian demi penelitian terus berlanjut hingga pata tanggal tanggal 19 Agustus 1839, desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas merkuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling. Januari 1839, Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
    Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Melalui perusahaan Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
    Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex maka mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera Nikon yang kemudian disusul dengan Canon. Tahun 1972 kamera Polaroid temuan Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
    Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
    JENIS JENIS PHOTOGRAPHY
    1. Landscape Fotografi
    Jika kamu mencintai fotografi dan memiliki kecenderungan untuk melihat-lihat pemandangan indah yang ada di sekitar kamu atau traveling ke tempat-tempat yang indah kemudian mengabadikan foto alam tersebut. kamu pasti tertarik dengan landscape fotografi. Landscape fotografi banyak dicari oleh rumah media. Kamu dapat menemukan karya-karya landscape foto yang keren di “National Geographic”
    2. Wildlife Fotografi
    Genre fotografi yang berfokus pada hewan dan habitat alami mereka disebut fotografi satwa liar. Perilaku hewan di alam liar juga merupakan objek bagi wildlife photography. sebagian foto-foto ini dicetak dalam jurnal dan pemeran. Banyak orang berlatih jenis fotografi ini. Namun bukan hal yang mudah karena selain kamera yang canggih, lensa yang bagus, senter yang kuat, kamu juga membutuhkan kesabaran ekstra untuk membidik foto yang menawan
    3. Aerial Fotografi (Foto Udara)
    Aerial fotografi adalah jenis fotografi di mana foto diambil dari udara dengan menggunakan pesawat, balon udara, parasut atau diambil dari atas gedung pencakar langit. Foto-foto ini memberikan tampilan yang lebih besar dari subjek dan latar belakang.
    4. Sports Fotografi
    Ini genre fotografi mengkhususkan diri dalam menangkap momen yang menentukan dalam sebuah acara olahraga.Fotografi oelahraga adalah salah satu jenis fotografi yang sulit, karena membutuhkan banyak latihan dan peralatan yang memadahi.
    5. Potrait Fotografi
    Salah satu jenis fotografi dengan umur paling tua adalah fotografi potrait. Fotografi potrait adalah segala hal mengenai menangkap suasana hati seseorang dengan penakanan ekspresi. Jenis ini tidak perlu menggunakan model profesional, bisa memotret anggota keluarga. Ada banyak cara untuk membuat hasil foto potrait yang menajubkan.
    6. Architectural Fotografi
    Fotografi arsitektur adalah fotografi yang berkaitan dengan mengambil foto sebuah struktur rumah atau bangunan dari sudut yang berbeda. Tujuan utama dari fotografi arsitektur adalah untuk menciptakan dampak positif pada pembeli potensial real estate.
    7. Wedding /Event Fotografi
    Dapat dikatakan bahwa para fotografer pendatang baru memulai karirnya dengan berlatih memotret acara pernikahan atau event fotografi. Tapi hal ini bukan berati bahwa wedding photography tidak memerlukan keterampilan apapun. Apabila sudah terjun dalam wedding fotografi maka harus memiliki kecakapan yang baik soal editing.
    8. Fashion Fotografi
    Fotografi fashion ialah memotret model dengan pencahayaan yang glamour dan juga selain model fotografer memotret item fashion seperti tas, baju, sepatu, aksesoris, atau make up. Fotografi jenis ini biasanya banyak digunakan dalam dunia periklanan dan majalah fashion.
    9. Macro Fotografi
    Fotografi makro adalah jenis fotografi di mana gambar dibidik dengan kisaran lebih dekat untuk menampilkan rincian materi subjek yang ingin ditonjolkan. Subyek yang menarik dari fotografi makro adalah bunga, serangga, teksture dari sweater, atau keranjang.
    10) Baby/Family Fotografi
    Fotografi Bayi / keluarga adalah jenis fotografi lain yang populer. Fotografi Bayi / keluarga dilakukan ketika keluarga biasanya baru saja mendapatkan bayi yang baru lahir. Ekspresi berbeda bayi bersama dengan anggota keluarga yang dibidik dalam fotografi jenis ini. Seluruh keluarga datang bersama-sama untuk membekukan satu sesi pemotretan yang dapat dilakukan secara indoor atau outdoor.